Sabtu, 12 Februari 2011

mr. KeatiNgg

Dalam film “Dead Poet Society”, puisi merupakan tema utamanya. Kebanyakan pengambilan gambar dalam film ini adalah ruang kelas, yang digunakan untuk rapat anggota Dead Poet Society dalam mendiskusikan maupun membaca puisi. Salah satu pengambilan gambar utama dalam film ini adalah keadaaan ruang kelas dimana para murid membacakan puisi mereka. Dalam pengambilan gambar ini, seorang pelajar yang diperankan oleh Ethan Hawke dipilih untuk membacakan puisinya. Akan tetapi, tidak satu puisi-pun yang dibuatnya. Hal ini membuat sang guru, yang diperankan oleh Robin Williams memaksanya untuk berdiri didepan kelas dan membuat sebuah puisi dari sudut pandang yang dilihatnya pada saat berdiri didepan kelas dan berdiri diatas meja. Adegan ini menunjukkan betapa tidak bisa diduganya kealamian dan improvisasi masing-masing karakter pada saat berakting, diarahkan, dan kerja kamera yang menghasilkan gambar yang bagus untuk film ini. Selama adegan ini, baik Ethan Hawke maupun Robin Williams memainkan karakter mereka dengan sangat emosional. Hal ini ditunjukkan dalam adegan dimana mereka berdua melanjutkan kegiatan tersebut dengan cepat dan saling sahut menyahut, guna membentuk sebuah puisi dalam pikiran Ethan Hawke. Melalui hal ini, ditunjukkan betapa puisi dapat disusun kapan saja dan dimana saja. Puisi tidak harus ditulis atau dipikirkan dahulu. Puisi dapat muncul langsung dari dalam hati dan sangat efektif. Pengarahnya juga membuktikan poin ini dengan mengatakan kepada actor bagaimana untuk bergerak dan berkata. Dalam film ini, dia bahkan memiliki murid yang begitu mencintai puisi dan menunjukkan apresiasinya. Dalam poin ini, Robin menutupi pandangan Ethan dengan tangannya dan bertanya apa yang dirasakannya. Kelanjutan kekuatan ide ini adalah, bahwa puisi tidak membutuhkan konsentrasi dan hanya keluar dari dalam hati. Selain acting dan arahan, kerja kamera juga sangat membantu terwujudnya kealamian sebuah puisi. Pada adegan ini, kamera selalu berputar mengikuti Robin dan Ethan selama berakting. Hal ini menunjukkan betapa puisi merupakan sebuah perputaran yang konstan, namun tidak membutuhkan format yang paten. Kamera bekerja dengan menunjukkan betapa puisi itu terbentuk melalui Ethan dan mungkin bersimulasi dalam benaknya, seperti lingkaran pikiran untuk apa yang akan diucapkan selanjutnya. Adegan ini memberikan kontribusi untuk negosiasi yang hebat melalui puisi yang ditampilkan dalam film ini dan bahkan dapat ditiru oleh puisi itu sendiri. Pergerakan actor dan garis bantu yang tidak dapat diprediksi dari puisi ini, menjadi sangat indah dan berkembang. Pengarah memberikan kontribusi pengambilan gambar dengan memberitahukan actor apa yang harus dilakukan dan dengan latar belakang elemen yang kemudian dapat diimitasikan dalam puisi. Dalam adegan ini, kamera bekerja dengan semua elemen bersama-sama dan menunjukkan betapa emosional dan tidak diduganya puisi itu.

Lebih lanjut tentang: Dead Poet Society 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar